SEJARAH,
salah satu hal yang membentuk jati diri sebuah bangsa.
sebuah
perkembangan kota pasti tidak lepas dari sebuah sejarah.sejarah tentang
perkembangan sistem pemerintahan,sistem sosial,sistem transportasi,dll. Yang secara
runtun akan membangun citra kota tersebut.Surabaya,salah satu kota terbesar ke
dua di Indonesia dan menjadi ibu kota profinsi jawa timur merupakan kota yang
penuh dengan nilai-nilai sejarah perkembangan Indonesia.
banyak terukir
sejarah-sejarah yang tersimpan rapi di setiap lembaran-lembaran buku yang menjadi kenangan dari masa ke masa.sebagai
kota yang bisa di bilang vital di jaman belanda,pembangunan dan perkembangan di
jaman kolonial bisa di bilang lebih maju di banding dengan kota-kota lain yang
ada di hindia belanda,sebagai kota kota besar dan merupakan pusat perkantoran dagang
yang di miliki perusahaan-perusahaan belanda yang ada di hindia belanda, Surabaya
merupakan satu dari sekian banyak kota besar di Indonesia yang dijadikan basis
perkembangan perekonomian dan pemerintahan jaman penjajahan Belanda. Sebagai
bukti perkembangan Surabaya di era kolonialisme adalah banyaknya sisa-sisa
bangunan belanda yang masih berdiri kokoh dan masih difungsikan hingga kini dan
bahkan banyak dari bangunan tersebut dijadikan pusat kegiatan pemerintahan
Surabaya dan masih terawat hingga kini. Walau ada beberapa bangunan sisa
penjajahan yang mangkrak dan tidak terawat serta ada yang dibongkar,namun tidak
sedikit juga yang masih difungsikan dan dirawat dengan baik.bangunan tersebut saat
ini bisa kita jumpai di sekitaran kota tua Surabaya yang berada di daerah
jl.tunjugan dan daerah sekitaran jembatan merah.
Sebagai
salah satu basis perekonomian di era koloniaisme Surabaya memiliki berbagai
fasilitas dan moda transportasi umum yang cukup maju di jaman nya.semisal trem
uap,trem listrik dan tentunya kereta api yang sampai sekarang masih kita jumpai
dengan berbagai perubahaan nya.segala perubahan-perubahan itu tentunya tidak
lepas dari sejarah perkembangan perkereta apian yang ada di surabaya.bisa di
lihat dari bentuk bangunan yang menjadi stasiun pemberentian kereta api yang
ada di Surabaya dan bahkan di Indonesia yang masih berarsitektur khas belanda.
Kali
ini,di hari minggu yang cukup cerah tanggal 25 januari 2015,saya bersama
kawan-kawan dari salah satu komunitas pecinta sejarah yang ada di Surabaya yaitu,SHC
(Surabaya Historical Community) dan IH (Indonesia History) yang merupakan salah
satu komunitas yang rutin setiap bulan membuat acara “blusukan” ke tempat-tempat bersejarah khusus nya yang
ada di surabaya agar tempat yang mempunyai nilai bersejarah lebih di kenal dan
bisa menumbuhkan jiwa nasionalisme para pemuda yang ada di Surabaya dan bahkan
di Indonesia.sesuai dengan tema blusukan kali ini “HERITAGE TRAIL (SURABAYA
DALAM TRANSPORTASI)” kami berkesempatan untuk menyusuri tempat-tempat perawatan
kereta api di jaman kolonial yang sampai sekarang masih aktif di pergunakan
sebagai tempat perawatan kereta api maupun yang sudah beralih fungsi sebagai
tempat tinggal,dll.
Tempat
pertama yang kami singgahi ialah Balai Yasa Surabaya, Balai Yasa Gubeng ( BY
SGU )Terletak Dijalan Tapak Siring No.5 Surabaya,hampir berdekatan dengan
stasiun Surabaya Gubeng,yang dikomandoi oleh General Manager, yang mempunyai
tugas pokok menyiapkan kereta yang handal,terutama untuk daerah operasi 7
madiun,8 surabaya dan 9 Jember.
| |
| Pintu masuk Balai Yasa Surabaya (Doc.SHC) |
|
Balai Yasa Surabaya (By. Rachmad Yuliantono) |
|
Balai Yas a Surabaya (By. Rachmad Yuliantono) |
|
Balai Yasa Surabaya (Doc. SHC) |
|
Penjelasan dari petugas PJKA (Doc. SHC) |
Balai Yasa SGU dibangun oleh Pemerintahan Belanda pada tahun 1912 oleh perusahaan STAAT
SPOOR Kolonial Belanda memelihara lokomotif uap/listrik dan kereta/gerbong
terbuat dari kayu.tidak banyak yang bisa saya ceritakan disini,karna di luar
rencana saya tertinggal di sesi pertama blusukan kali ini.
|
Foto Bersama di Balai Yasa (Doc.SHC) |
Setelah selesai di sesi pertama,dari Balai
Yasa Surabaya kami lantas bergeser di sekitaran termilan Joyoboyo,persis
samping Kebun Binatag Surabaya.stasiun tram wonokromo di bangun pada tahun 1916
sebagai terminal(halte terakhir) tram uap jalur Wonokromo-Kebonrojo,di
sekitaran stasiun yang sekarang mejadi terminal,juga terdapat ruang perawatan
dari tram yang melewati stasiun joyoboyo.namun sangat di sayangkan,bangunan-bangunan
tersebut sangat amat tidak terawat dan bisa di bilang menjadi kawasan tempat
tinggal kumuh,banyak bangunan-bangunan yang mempunyai nilai sejarah tinggi namun
beralih fungsi menjadi tempat tinggal semi permanen,jika tanpa ada perhatian
serius dari pemerintah kota Surabaya atau pihak-pihak terkait,tak khayal lambat laun bangunan sisa-sisa
stasiun trem joyoboyo ini akan rusak dan bahkan hilang secara perlahan #miris.
|
Areal bengkel Trem Joyoboyo |
|
Bus tua Karyawan PJKA |
|
Penjelasan dari salah satu panitia |
|
Salah satu gedung yang di alih fungsikan menjadi prcetakan |
|
bagian dalam gedung |
|
tandon air yang di pergunakan untuk mengisi air dalam trem uap |
|
bagian dalam stasiun yang beralih fungsi menjdi pemukuman |
Setelah
puas berputar-putar di bekas stasiun tram joyoboyo,kami pun lantar bergeser
lagi ke DIPO INDUK SIDOTOPO. Dipo ini terletak di Jl. Sidotopo lor No. 2 Surabaya-Jawa Timur,Dipo lokomotif ini salah satu yang
terlengkap ketersediaan lokomotifnya di Jawa Timur dan merupakan Dipo Lokomotif
terbesar di Pulau Jawa.
|
Gerbong kayu yang pembuatan nya sekitar tahun 1920 |
|
angka yang menunjukkan tahun pembuatan |
|
numpang narsis |
|
SURABAYA HISTORICAL COMUNITY & INDONESIA HISTORY |
semoga
dengan adanya komunitas-komunitas pecinta sejarah dan dengan adanya acara
blusukan-blusukan ke tempat yang memiliki nilai sejarah bagi bangsa Indonesia
bisa menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme bagi masyarakat luas,da paling tidak
kita mengetahui kondisi asli dari bangunan-bangunan yang menjai saksi bisu
perjuangan para pahlawan dan rakyat Surabaya di jaman kemerdekaan.
ada
sedikit artikel tentang sebuah perjuangan warga surabaya yang berada di
sekitaran DIPO SIDOTOPO yang mungkin bisa kita baca dan kita
hayati,betapa heroik nya warga surabaya dalam rangka menolak kembalinya
kolonialisme ke bumi surabaya dan Indonesia,yang berminat silahkan klik
link di bawah ini.
Sampai Jumpa di lain waktu dan di lain cerita,sepurane seng akeh nek onok seng salah #Salam Blakra'an