Selasa, 26 Maret 2013

"THR" Taman Hiburan Rakyat "yang terlupakan dengan segala Seni nya""




Mungkin tak banyak orang tau tentang kamu,apalagi generasi muda nya..seolah-olah acuh tak acuh bahkan mungkin tak ingin tau tentang kamu..padahal kamu sempat jadi primadona di jaman mu..banyak berdatangan muda dan mudi untuk menikmati suasana mu menikmati segala sesuatu tentang kamu…nahh sekarang!????? Terhimpit antara gedung-gedung tinggi dengan segala gemerlapnya semakin menenggelam kan mu dalam  gelap yang tak kan tau kapan akan datang terbit sang matahari pagi yang siap menerangi  ke gemerlapan mu dalam kegelapan malam,,,
”nb. sumpahhh…sedih melihat kondisi mu sekarang….”

Hmm…sepertinya cukup dulu deh sedih-sedihnya…tapi emang sumpah bener bener sedih ketika mulai masuk ke komplek taman kesenian tradisional yang satu ini.suasana gelap dengan pencahayaan yang minim mungkin membuat sedikit orang akan bertanya-tanya…apa bener ini tempat wisata??!!!!”miris”
Terletak tepat di belakang pusat pertokoan gadget hitech mall,sebenarnya tempat yang cukup sategis apapabila kita akan kesana,namun tak banyak orang tau pula jika tepat di belakang gedung megah dengan segala kecanggihan-kecanggihan gadget yang di jual disitu terdapat sekumpulan seniman-seniman jawa timur yang megap-megap karna terhimpit budaya-budaya luar yang mulai merongrong ke aslian budaya kita..

Kali ini saya sempat kan untuk jalan-jalan ke Taman Hiburan Surabaya…atau yang lebih di kenal dengan THR tempat hiburan rakyat yang sempat berjaya di sekitaran tahun 80-90’an,”kampung seni” katanya.
sebuah danau dimana dulunya pengunjung bisa naik perahu.namum “miris” danau itu tak lebih dari genangan air  yang keruh kehijauan dengan perahu yang  entah kenapa ia tak pernah berhenti menepi.berjejer-jejer warung yang menawarkan makanan pun banyak yang tutup,entah karna dagangan mereka yang telah terjual habis atu entah sudah tak ada lagi yang mereka jual karna semua makanan yang mereka jajakan sudah pada basi…”entah..!!?”

berjejer gedung gedung kesenian yang sempat ramai hilir mudik para pengunjung untuk menikmati pertunjukan tradisional pun banyak yang tutup,yaa..bisa di bilang gulug tikar..mulai dari gedung wayang orang,gedung srimulat,dll.kini tak lebih dari sebuah gedung tua yang terlihat menyedihkan.
Namun dari semua kisah menyedihkan dan keprihatinan itu.. THR merupakan tempatberkumpul nya para seniman seniman surabaya yang masih yakin bahwa budaya itu masih harus tetap di pertahan kan.bagaimanapun dan apapun caranya.

Jalanan yang masih basah yang  baru saja di sirami tetesan air hujan dan sedikit gerimis dengan kemacetan nya menghantarkan saya ke sini.tempat yang cukup strategis sebenarnya,tepat di belakang salah satu pusat gadget surabaya Hitech mall,memang sedikit tergencet sih tempat nya..namun memang beginilah nasib nya…
suasana gelap dengan minim nya penerangan pun saya terobos tanpa ampun..entah untuk keberapa kali nya saya datang kesini.namum memang kondisi nya tak banyak yang berubah…yaaa..begitulah…tersisishkan..deretan gedung-gedung kesenian yang tak terpakai masih menyibak kan histori tentang kejayaan nya..sebuah danau dengan panggung masih berdiri kokoh sendiri tanpa pernak pernik,sebuah arena teater terbuka kini pun tak ubah nya kolam dengan genangan sisa air hujan yang baru saja turun.sebuah pendopo yang luas sedikit ramai dengan segala keriuhan anak-anak kecil yang ria bermain.
pendopo THR


Tujuan saya kali ini sebenarnya hanyalah untuk melihat salah satu pementasan kesenian asli jawa timur yaitu ludruk,sebenar nya nih…pada episode sebelum nya saya juga datang kesini,namun sayang sekali pas kebetulan kesenian ludruk sedang tidak di mainkan,ya karna memang ludruk hanya di main kan satu kali dalam satu minggu,pada hari sabtu saja.namun kali ini tanpa di duga dan tanpa saya sadari sebelum nya ternyata eh…ternyata ada kesenian lain nya yang akan dimainkan malam ini..sebuah kesenian masih jawa timuran,..yaitu kesenian jaranan,grup jaranan dari “SANGGAR DWI BUDOYO” mungkin tak perlu lagi saya gambarkan lagi bagaimana ketika kesenian jaranan di mainkan…bunyi gamelan serta kendang pun kian mengalun kencang ketika pertunjukan mulai di mainkan.riuh ramai penonton pun menambah ramai suasana malam itu,sangat berbeda sekali dengan suasana saat saya pertama kali masuk pintu gerbang THR..ternyata di dalam nya masih ada yang hidup,meskipun sedikit terseok-seok.
 
salah satu atraksi nyleneh

Tari Jaranan


Setelah hampir 1 jam berlalu waktu jua yang harus mengakhiri pertunjukan ini..padahal seru banget,penari yang masih muda-muda..cewek..cantik lagi…hehe,bikin betah aja ngeliat nya..

setelah pentas jaranan berakhir..sekarang giliran pertunjukan utama nya nihh…..yapp…Ludruk…yeaahh…ayo kita kemon….

Jika tadi kesenian jaranan di tampilkan di pendopo yang cukup luas,ludruk kali ini di tampil kan di sebuah gedung kesenian ludruk tepat di samping pendopoan,hanya dengan tiket masuk sebesar Rp.5000,- kita bisa melenggang masuk dang menikmati kesenian ludruk,lampu penerangan sekedar nya..yahh…mungkin hanya 2 lampu sorot yang di arah kan ke arah panggung lah yang menjadi penerangan.bangku-nangjku yang berjejer rapi pun segera terpenuhi oleh para penonton yang mayoritas sudah tua-tua..yaaa..meskipun ada beberapa yang masih muda..kayak nya sih mahasiswa-mahasiswa yang duduk nya tepat di depan saya.


Kesenian ludruk kesenian yang menampil kan seni drama cerita-cerita kehidupan sehari-hari masyarakat,yang di selingi dengan lawakan-lawakan khas suroboyoan,lundruk juga sempat menjadi alat propaganda ketika di jaman penjajahan jepang.biasanya kesenian ludruk di awali dengan tarian remo dengan gelang lonceng yang di talikan pada kaki sang penari.