Siang itu udara
terasa sangat terik,ramai orang dengan segala aktvitas nya sudah mulai di
sana-sini.kali ini saya menyempat kan jalan-jalan ke salah satu wisata kota tua
di surabaya tepat nya di makam tua peninggalan belanda yang terletak di daerah
Peneleh di daerah tengah kota surabaya,atau yang lebih di kenal dengan Makam tua
Peneleh.dari nama nya saja mungkin sudah terlihat agak menyeramkan”makam tua Peneleh”.
hanya butuh kurang lebih 1 jam saja jika ingin menuju ke makam tua peninggalan
belanda.jalanan yang macet ,debu dan polusi disana sini mengiringi perjalanan
saya,tak seberapa jauh tempat ini dari tempat tinggal saya di Medaeng lima menit dari terminal purabaya.
Makam tua peneleh berada di daerah Peneleh-surabaya.tepat di belakang puskesmas
Peneleh.
PENELEH
merupakan salah satu kawasan asli Kota Surabaya. Nama Peneleh lahir di zaman
Kerajaan Singosari. Asal kata “peneleh” berasal dari lokasi ini yang dahulunya
merupakan tempat bersemayamnya pangeran pilihan (pinilih), putra Wisnu Wardhana
yang memiliki pangkat setara dengan bupati. Pangeran tersebut kemudian diangkat
menjadi pemimpin di daerah yang berada antara Sungai Pegirian dan Kalimas ini.
Kawasan Peneleh sendiri merupakan salah satu bagian sejarah Kota Surabaya
karena di dalamnya memiliki beberapa peninggalan bersejarah diantaranya masjid
kuno Peneleh, rumah HOS Cokroaminoto (tempat proklamator Ir. Soekarno tinggal
pada saat beliau bersekolah), perkampungan tua, Pasar Peneleh (salah satu
tempat di Jawa dimana saat itu buah anggur dapat dibeli) serta Makam Peneleh
yang merupakan salah satu makam tertua di Jawa Timur.
Komplek makam tua peneleh merupakan komplek makam tua
peninggalan belanda yang ada sejak tahun 1814.komplek pemakaman yang di
peruntuk kan untuk warga belanda yang tinggal di surabaya pada jaman
penjajahan. Meskipun kondisinya saat ini sangat kumuh dan memprihatinkan, namun
masih menyisakan sisa-sisa eksotisme masa lalu. Banyak hal yang bisa digali di
dalamnya. Detail ornamen berlanggam gothic dan doric, patung-patung berkarakter
Romawi (meskipun sebagian besar sudah tidak dalam kondisi utuh) hanyalah
sebagian kecil dari keindahan masa lalu yang masih bisa ditelusuri.kondisi makam
yang sebetul nya tertata rapi menjadi kurang enak di pandang ketika kita mulai
melangkah masuk di dalam nya,jemuran-jemuran pakaian warga sekitar yang di
jemur di area pemakaman membuat rasa kurang nyaman.masuk di area pemakaman ini
sebenarnya tidak di pungut biaya,kita hanya membayar parkir kendaraan bermotor
saja.akan tetapi kita akan di tarik biaya restribusi oleh sang penjaga
makam,dengan tarisf yang tidak di tentukan,biasa nya sih para wisatawan memberi Rp 5.000,- rupiah untuk biaya perawatan makam.
Saat masuk lebih dalam ke area pemakaman ini,suasana pun
sangat berbeda.kita akan terbawa suasana dan seolah-olah kita hidup di jaman penjajahan belanda .akan
terbayang kan,betapa banyak nya orang belanda yang tinggal di surabaya,susunan
makam yang tertata rapi dengan nomor seri disetiap nisan meninggal kan jejak sejarah
akan kemewahan area komplek pemakaman ini di jaman penjajahan.di area pemakaman
ini pula di makam kan sang arsitek jembatan sungai porong Ibrahim Simon Heels
Berg.
namun kebanyakan jasad-jasad yang terkubur disini sudah di pindah kan ke negara
asal nya oleh sang ahli waris,jadi hanya tinggal batu nisan dan makam yang
tanpa jasad saja.
|
anak-anak sekitar yang sedang bermain di komlek pemakaman |
Sebetul nya apabila warga sekitar,Pemkot,dinas pariwisata & instansi yang terkait lebih
memperhatikan dan serius dalam merawat dan menjaga area pemakaman ini,tidak lah menjadi hal yang mustahil apabila
komlek pemakaman ini akan menjadi salah satu destinasi wisata kota tua surabaya
yang akan ramai di kunjungi oleh para wisatawan. Sisa-sisa makam dan prasasti
yang berserakan, lingkungan kumuh merupakan sedikit gambaran kondisi makam saat
ini. Memang, kompleks ini merupakan makam orang-orang Belanda, namun apa yang
ada di dalamnya merupakan sebuah bukti yang bisa menjadi benang merah sejarah
keberadaan Kota Surabaya,kota pahlawan.
Salam Lestari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar