Sabtu 1 Des 2012..matahari pagi dengan
sayup-sayup menerobos gelap nya malam,dan gumpalan awan bak gulali.
Pagi yang dingin,belum genap matahari
bersinar menggantikan sang bulan membangun kan kami dari peraduan.angin kencang
dan suara hembusan angin yang menerpa seolah-olah membuat siapa saja enggan
beranjak dari hangat nya sleeping bad yang menghangat kan kami,matahari
perlahan menampak kan wujud nya,sinar nya mulai menerobos gumpalan-gumpalan
awan yang menambah indah pagi itu,tampak meninggi di belakang gunung merapi
yang bersanding dengan gunung merbabu membuat pagi itu terlihat begitu
indah,dan memang saat-saat inilah yang memang sedang kami cari..yahh..sunrise
di gunung memang suatu moment yang tak boleh ketinggalan,saat-saat inilah kita
bisa lebih bisa mensyukuri keindahan segala ciptaan allah SWT dan kita bisa
lebih bangga menjadi orang indonesia.
Terdengar suara teriakan kang udin dari
luar tenda”ayo..tangi-tangi sunrise kui lho”(ayo bangun-bangun sunrise itu
lho).saya pun terperanjat bangun seketika,dan tanpa pikir panjang saya pun juga
langsung bergegas membangun kan si fery yang masih tetidur pulas,punggung yang
terasa kaku tak mengurangi semangat saya untuk menyambut matahari pagi.begitu
keluar dari tenda..”subhanallah..”keindahan pagi itu begitu indah,matahari
keluar perlahan namun pasti melaksanakan kewajiban nya,gemerlap lampu-lampu
kota terlihat begitu indah bak butiran-butiran cristal yang biasa kita lihat di
layar televisi atau pun hanya di gambar buku saja.
G.Merbabu & G.Merapi |
Tanpa buang-buang waktu saya pun
langsung mengabadikan moment-monent yang tak kita dapati di tempat-tempat
biasa,mulai dengan mencari tempat yang pas untuk mengambil gambar dan foto-foto
untuk dokumentasi perjalanan.di temani dengan secangkir kopi kami pun menikmati
saat-saat itu penuh rasa bersyukur,karna allah telah menciptakan ke indahan
sedemikian rupa.
Setelah puas mengabadikan
moment-moment indah tersebut,saya pun kembali ke tenda dengan rasa puas karna
telah mendapat kan sedikit gambar yang akan menjadi tambahan koleksi foto-foto
perjalanan saya.matahari semakin meninggi kami pun mulai mempersiap kan menu
untuk sarapan pagi itu,kacang hijau bauatan mbah pathok menjadi menu pembuka
pagi itu,kacang hijau yang belum rata matang nya,terasa kriuk-kriuk di mulut
“asem..iki kacang hijau durung mateng kok wes di pangan ” celetuk salah satu
penikmat sajian pagi itu.
setelah selesai packing perlengkapan tidur,kami pun mulai memasak untuk sarapan pagi,menu indomi campur sayur pun tersa begitu nikmat,di temani dengan jog-jog koplak seakan menambah rasa penasaran kami “eh kemarin ada yang ngelindur lho” ucap si anwar “sopo..???” “Bashor…jare..ayo ho wes teko puncak iki”sahut anwar….dan bashor pun lansug menjawab”jancokk..raimu lohh….” Canda tawa seolah memecah kan hening nya pagi itu.
setelah selesai packing perlengkapan tidur,kami pun mulai memasak untuk sarapan pagi,menu indomi campur sayur pun tersa begitu nikmat,di temani dengan jog-jog koplak seakan menambah rasa penasaran kami “eh kemarin ada yang ngelindur lho” ucap si anwar “sopo..???” “Bashor…jare..ayo ho wes teko puncak iki”sahut anwar….dan bashor pun lansug menjawab”jancokk..raimu lohh….” Canda tawa seolah memecah kan hening nya pagi itu.
Matahari semakin tinggi setelah
selesai dengan sarapan kami pun segera bergegas packing-packing perlengkapan
dan langsung melanjutkan perjalanan.tepat pukul 09.00 kami mulai menapaki jalan
menanjak menuju puncak,dengan terpaan angin yang berhembus kencang.di sepanjang
jalur ini mulai nampak tumbuhan-tumbuhan khas dataran tinggi,dari pepohonan
hutan yang rimbun berganti dengan kebun bunga edelweis yang biasa tumbuh di
ketinggian di atas 2000 mdpl,padang savannah yang luas dengan tebing-tebing
tinggi yang curam mendominasi jalur yang kami lewati.tak terasa hampir 1 jam
lebih kami berjalan dan melewati aliran sungai yang di aliri air yang mengalir
dengan debit yang kecil.di sungai ini kita sempat kan untuk istirahat sejenak
dan mengambil air secukup nya.pemandangan yang begitu indah dengan dingin udara
dan kabut yang menyelimuti dataran yang berada di bawah kami.setelah selesai
mengisi air yang menjadi bekal minum perjalanan kami.di sepanjang jalur ini
kami melewati beberapa aliran sungai,jalur yang terjal berbatu dengan sisi
samping jurang dan lereng bukit menambah sensasi selama perjalanan kami.setelah
beberapa menit berjalan kami memutus kan untuk potong jalur dengan melewati aliran
sungai yang masih di aliri air,dan di sini ada sedikit tragedi yang tak di duga,betapa
terkejut ketika seseorang yang bringas dan penuh semangat sempat terjatuh
ketika berusaha menaiki bebatuan yang licin.”awas ati-ati kang,jalur licin”teriak
salah seorang teman.dan tak lama kemudian terjadilah kejadian yang tak di duga,”gruaaaakkk…”dan
ternyata si bashor sedang terpeleset..”gak popo sor???”tanya kang udin.”wes gak
popo” sahut bashor dengan wajah melas yang bertolak 180° dari wajah sesungguh
nya..”haha..mangkane ta cokk…seng ati-ati,cengengesan tok ae rekk”celetuk saya.
melihat kondisi bashor yang tak terlalu mengkhawatirkan kami pun bergegas melanjutkan perjalanan melewati aliran sungai ini.aliran sungai yang air nya nampak jernih dan sesekali membentuk air terjun mini yang begitu indah membuat kami lebih bersemangat lagi untuk melanjutkan perjalanan.setelah kami berjalan hampir 30 menit,kami pun memutuskan untuk beristirahat di bebatuan yang luas tempat cuwakan batu yang di genangi air,di sini kita beristirahat lumayan lama sembari melontarkan jog-jog pembangun semangat & tak lupa gosok gigi..hehe.
Setelah dirasa kondisi sudah mulai
sedikit membaik,kami pun mulai berjalan lagi disini merupakan tempat pengisian
air terakhir karna turun dari puncak kita tidak akan melewati jalur ini lagi.”ayo
di isi banyune,mengko wes ra ono sumber air maneh lho” komando dari sang kepala
suku.
bendahara umum sedang mncatat rute perjalanan |
tanpa pikir panjang kami pun langsung bergegas mengisi penuh botol-botol kosong yang sudah kami persiap kan.namun di sini lagi-lagi timbul tragedi pengairan yang dimana salah dua orang anggota team yang tak mau membawa bekal air dengan berbagai alasan(#nama dan identitas di larang di sebutkan”privasi”hehe).
Berjalan tertatih tatih dengan udara
yang dingin namun terasa panas dikulit seolah-olah mengendorkan semangat kami,berjalan
dengan ngos-ngosan,ngantuk dengan sisa-sisa tenaga yang ada.tampak sisi kiri
kami sebuah lereng yang biasa di sebut “ereng-ereng putih” sebuah tebing yang
berwarna putih bekas sisa-sisa dari letusan gunung sumbing beberapa tahun
silam.selang bebrapa menit setelah melewati beberapa punggungan akhir nya kita
sampai di sebuah lahan yang luas dengan rumput-rumput yang tumbuh pendek,tempat
yang mengingat kan saya pada suatu tempat yaitu puncak bayangan gunung
penanggungan.di sini nampak sudah tebingan-tebingan puncak yang terlihat tak
seberapa jauh.di tempat ini kita kita beristirahat cukup lama,karna menunggu
dua orang teman yang masih ngeslow berduaan,mas kamplik dan kang yono.
melipir kang!!! |
Setelah semua anggota team
lengkap,kami pun bergegas melanjutkan perjalanan yang memang terlihat tak jauh
lagi.setelah kurang lebih satu jam setengah perjalanan,akhir nya kami pun
sampai pada suatu tempat yang di mana awal nya saya kira tempat itu adalah puncak
dari gunung sumbing.dengan sisa-sisa tenga sya datang paling terakhir dari
semua rombongan,dan akhir nya”PUNCAKKKKKKK”teriak lepas saya.namun teriak lepas
saya dapat sambutan yang kurang enak di dengar di hati”puncak nyayang di sono
nooohhh”sambil menunjuk ke arah belakang tebing.”hhaaaahhhhhhhhhh”.
FULL TEAM |
rasa gembira pun seolah hancur lebur ketika harus menerima kenyataan bahwa tempat yang saya kira sebagai puncak ternyata adalah sadel punggungan tebing yang biasa di sebut “gerbang angin/puncak lawang”.jika kita ingin sampai puncak dan turun di jalur yang berbeda atau lintas sesuai dengan rencana awal,mau tidak mau kita harus menuruni tempat yang saya kira puncak tadi,
Savannah |
sebuah
lembah dengan bebatuan besar,melewati tempat ini seolah berada di suatu tempat
yang berbeda,berjalan di tengah-tengah sisa-sisa kawah gunung berapi membuat
hati was-was,dalam hati bertanya "misteri apa yang akan terjadi selanjut nya!!!?"
petilasan/makam kI makukuhan |
Kawah G.Sumbing |
tebing-tebing curam dengan bebatuan dan padang savannah yang di
penuhi edelweis yang belum berkembang.di sini terdapat sebuah petilasan/makam
ki mangkukuhan,banyak kon-koin recehan yang berceceran di sekitaran petilasan
yang entah tujuan dari mereka-mereka membuang koin di sini untuk apa.dari makam
kita langsung menuju kawah aktif yang masih mengeluarkan uap panas,bau belerang
yang menyengat membuat kami tak berlama-lama di sini.berjalan melewati kawah di
tengah-tengan cowakan lubang sisa sisa kawah kami pun sampai pada lautan pasir
yang begitu luas”
segoro wedi “ begitu teman teman dari magelang
meyebut nya.di segoro wedi kita sempat kan makan sore,karna siang hari telah
kita lewati tanpa makan siang,perut lapar,dingin dan lain-lain menyelimuti tubuh
yang mulai letih,menu utama mie sarden dengn sedikit tambahan telor kami santap
dengan lahap.dan kembali guyonan-guyonan antar kota pun terlantun lepas tanpa
beban di temani beberapa gelas kopi dan teh dengan terselip sebatang rokok di
bibir.
Hari semakin sore,matahari pun mulai
beranjak dan hampir tak terlihat,perjalanan yang seharus nya kita tempuh hanya
dengan 3-4 jam molormenjadi 6 jam.”ini rekor lho,mangkat jam 9 teko kawah jam 5
sore..jan,ampuh suwene”celetuk kang udin..haha.
mengisyarat kan kami harus segera beranjak dari lembah nan indah ini.”jalur nya yang mana iki kang??”tanya saya”yang itu” sambil menunjuk ke arah tebing dengan kemiringan yang begitu curam.buseeettt..jalanmelipir dan merengkel-rengkel seolah menjadikendala kami untuk sampai ke sebuah bukit yang menjadi jalur utama kami.tanpa pikirpanjang,kami pun segera menyelesaikan makan sore dan bergegas menuju bibir kawah yang jauh di atas.berjalan di kemiringan yang ekstrim tanpa peralatan yang safty pun kami lalui dengan sangat hati-hati,dan gak bisa di bayangin,bagaimana kalo kita terpeleset dan jatuh!!!!!bebatuan cadas siap menyambut kita dari bawah.setelah hampir setengah jam berjalan merangkak,kami pun akhir nya sampai pada sebuah puncak dari bibir kawah.
“subhanallah,keindahan
yang tiada tara telah engkau ciptakan di tanah indoneia tercinta ini ya allah”lautan
awan dengan backgraund gunung sindoro menyambut tatapan kami,secuil keindahan
yang jatuh ke bumi dengan segala misteri nya.
G.Sindoro |
Kita sempat kan untuk berfoto
mengabadikan momen –momen yang mungkin tak kita jumpai di tempat lain,dengan
beberapa jepretan kamera kami pun berhasil mengabadikan “mungkin” secuil keindahan
surga yang jatuh di bumi.tak berapa lama kami pun harus bergegas turun karna
hari yang semakin gelap.
“di puncak ini pula ada salah seorang
aggota team kami yang terkapar lemah ta berdaya.bukan karna kejatuha batu yang
seperti di film 5 cm,meraum-raum kesakitan memecah keheningan senja itu.”mbah
pathok kenopo kui???”tanya saya ke fery.”alergi sarden jarene” jawab
fery,dengan cepat pun kang udin menuntum mbah pahok yang sudah kesakitan turun
ke bawah untuk mencari tempat camp yang terdekat.
Watu kotak |
Setelah berjalan hampir satu jam akhir
nya kami pun sampai di samping sebuah lereng yang biasa di sebut”watu kotak”
tempat yang biasa unruk mendirikan tenda,tempat yang tertutup dari terpaan
angin,namun hanya cukup tak lebih dari 3 tenda saja.di sini kita menemui satu
rombongan pendaki lain dari kota jogja yang akan melanjutkan perjalanan ke
puncak esok hari nya.
tanpa banyak kata dan cakap kami segera mendirikan tenda untuk istirahat,mengingat salah satu anggota team kami yang sedang tepar masih berada di belakang.malam kami habis kan dengan hanya beberapa gelas kopi saja,karna kami harus benar-benar berhemat dengan air yang sudah menipis.setelah mbah pahok dan kang udin datang hati pun terasa sedikit lega,karna kita masih terlindung dari hal-hal yang tidak kita ingin kan.”wes mbah ndang turu kono,istirahat,obate di ombeh disek ben enakan”.
Malam pun kami tutup dengan suasana hening dan sedikit jog-jog khas kami,namun tak seceria sebelum-sebelum nya,meningat kondisi mbah pathok yang belum membaik.
tanpa banyak kata dan cakap kami segera mendirikan tenda untuk istirahat,mengingat salah satu anggota team kami yang sedang tepar masih berada di belakang.malam kami habis kan dengan hanya beberapa gelas kopi saja,karna kami harus benar-benar berhemat dengan air yang sudah menipis.setelah mbah pahok dan kang udin datang hati pun terasa sedikit lega,karna kita masih terlindung dari hal-hal yang tidak kita ingin kan.”wes mbah ndang turu kono,istirahat,obate di ombeh disek ben enakan”.
Malam pun kami tutup dengan suasana hening dan sedikit jog-jog khas kami,namun tak seceria sebelum-sebelum nya,meningat kondisi mbah pathok yang belum membaik.
Malam dengan berjuta taburan bintang,dengan
terpaan angin yang kencang membuat kami cepat terlelap dalam hening nya malam
yang menyimpan sejuta misteri.
Good night…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar