Kamis, 06 Desember 2012

ngeBackPacker nang Dieng




tulisan ini hanya salinan dari Tulisan saya Di Catatan Pacebook,yah..maklum..sebelum nya yang saya tau cuma itu...tapi okelah...meskipun udah hampir berbulan-bulan yang lalu perjalanan nya tapi saya akan ulas lagi di sini..
Liburan lebaran yang cukup singkat tak kami sia-sia kan,setelah hampir satu tahun kerja & kerja yang intensitas nya bisa di bilang cukup "WAW" dan hampir membuat galau,saya dan seorang teman yang asal nya dari luar pulau nan jauh di timur pulau jawa yaitu kupang-NTT,saya dan Roky merencanakan jalan-jalan ke dataran tinggi dieng,tapi tentunya setelah acara keluarga di jogja selesai.(#kebetulan mudik nya di Jogja,jadi gak jauh-jauh amat kalo ke Dieng).
dan ini sedikit cerita saya...cekidottt........


Dieng salah satu dataran tinggi di pulau jawa terletak 30 km dari kota Wonosobo, tepatnya di perbatasan Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo - jawa tengah -Indonesia dan tertinggi ke dua di dunia setelah dataran tinggi Nepal,sama hal nya dengan dataran tinggi Tengger di Jawa timur,dataran tinggi Dieng merupakan dataran tinggi yang indah mempesona dengan jajaran bukit tinggi dan berbagai macam bangunan situs-situs peninggalan budaya nenek moyang,dataran tinggi dieng berada pada ketinggian 2.093 mdpl dengan suhu udara rata-rata 15 °C,dan suhu turun sampai 0°C pada musim kemarau di bulan juli-Agustus. Saat perjalanan menuju ke daratan tinggi Dieng ini Anda akan melewati perkebunan tembakau dan pemandangan yang indah.nampak dari kejauhan si kembar G.SINDORO & G.SUMBING menambah nikmat perjalanan anda.jika anda ingin ngeBACPAKER rute menuju ke dataran tinggi Dieng bisa kita tempuh dari arah Jogjakarta dengan rute dan tarif sebagai berikut.

Jogja – Magelang(terminal Tidar)  *bisa kita tempuh menggunakan bus besar dengan tarif @ RP 10.000,- dengan waktu tempuh ± 1.5 jam,di magelang kita langsung turun di terminal bus Tidar.

Magelang – Wonosobo *perjalanan lumayan jauh,sekitar ± 3 jam perjalanan darat,namun jangan khawatir akan perjalanan yang membosankan,selama perjalana kita akan di suguhi keindahan alam yang sangat mempesona,hamparan kebun teh,ladang tembakau yang luas,cuaca sejuk,dan tentunya kegagahan si kembar G.Sindoro & G.Sumbing jalanan menanjak dan menurun akan menambah nilai seni saat perjalanan anda.Sesampai nya di wonosobo kita turun di Terminal bus Mndala,terminal kecil dengan kontur  tanah yang cukup indah,tarif bus Magelang – Wonosobo(terminal Mandala) @ Rp 15.000,- .

Wonosobo – Pertigaan masjid kauman *perjalanan cukup singkat,bisa kita tempuh menggunakan angkot berwarna kuning dengan waktu tempuh ± 25 menit,selama perjalanan ini tidak ada hal yang menarik untuk di bahas,akan tetapi jangn sampai lupa bilang ke pak sopir”turun di tempat berhentinya bis menuju Dieng”.tarif angkot ini terbilang cukup murah Wonosobo – Pertigaan masjid kauman @ Rp 2500,- .

Pertigaan masjid kauman(tempat bethenti bus menuju Dieng) – Dieng  *tempat ganti bus terakhir sebelum lanjut  ke tempat tujuan terkhir,parjalanan yang memakan waktu sekitar ± 2 jam lamanya,perjalanan yang sangat menarik untuk di nikmati.bukit-bukit tinggi dengan udara sejuk, hamparan kebun sayur dan tembakau penduduk,tekstur susunan rumah2 yang berjajar di antara bukit,dan sesekali kabut tipis menyelimuti perjalanan di sepanjang menambah sensasi perjalanan.
Anda akan melewti pos gardu pandang Tieng,jika anda menggunakan kendaraan pribadi anda bisa beristirahat di sini,dan kita bisa menikmati jagung bakar yang di jual oleh warga sekitar,tempat yang menarik untuk beristirahat sembari melepas lelah selama perjalanan,di gardu pandang ini jika cuaca sedang cerah,kita bisa menikmati pemandangan kota temanggung dan sekitar nya,rumah-rumah terlihat nampak sangat kecil bak kotak korek api berjajar rapi.sepanjang jalur ini cukup extrim karena jalanan yang sempit dan tanjakan yang cukup curam,membuat kendaraan yang melaju harus pelan-pelan dan sangat hati-hati mengingat di samping jalur ini merupakan jurang yang cukup dalam sehingga sering terjadi kemacetan yang panjang jika musim liburan,dan bagi anda yang menggunakan kendaraan pribadi,pastikan terlebih dahulu kondisi anda saat perjalanan,dan pastikan juga kondisi kendaraan yang sedang anda tumpangi,jangan sampai kendaraan anda mogok di sepanjang perjalanan anda,di samping jarang ada bengkel,dan tentunya akan membuat kemacetan di jalan ini,mengingat lebar jalur yang sempit,dan hanya cukup untuk dua mobil/truk kecil saja.


Dan akhir nya “DIENG”  *  suhu dingin nan sejuk akan menyambut siapa saja yang berkunjung di sini,keramah tamahan masyarakat khas indonesia(tempat2 tertentu) akan membuat siapa saja yang berkunjung akan betah berlama-lama disini.dari pertigaan Dieng tempat penurunan penumpang,akses menuju lokasi-lokasi wisata tidaklah jauh,Telaga Warna,Candi Pandawa Lima,Dieng plateu,dll.
jika anda punya rencana untuk bermalam,lebih baik anda mencari penginapan terlebih dahulu,berbagai macam class di tawarkan di sini,mulai dari kamar-kamar rumah penduduk yang di sewakan,hingga penginapan class hight dengan fasilitas air panas tersedia disini,jika untuk ukuran seorang backpaker,kita bisa tidur dimana saja,tapi alangkah lebih baik nya kita tidur di penginapan-penginapan kelas ekonomi dan salah satu nya adalah “HOTEL ASRI” penginapan yang  saya pilih dengan harga cukup terjangkau  berkisar ± Rp 80.000,- tempat yang strategis yang terletak di sepanjang jalan menuju telaga Warna,dengan kamar yang lumayan cukup luas dengan kasur empuk,berselimut kain tebal nan hangat untuk kapasitas dua orang,anda pun bisa tidur dengan nyaman,toh meskipun agak terasa agak dingin dan tentunya kamar mandi dengan air ES(kalo gak percaya silahkan mencoba mandi sore-sore/pagi hari).
Jika  anda sudah mendapatkan penginapan yang pas di hati,anda bisa langsung melanjutkan perjalanan atau hanya sekedar mencari makanan khas yang ada di sini salah satu nya nasi goreng Dieng yang berada di dekat pertigaan dieng,harga yang terjangkau @ Rp 8000,- anda sudah bisa menikmati nasi goreng dieng + krupuk + teh hangat,dan melanjutkan perjalanan ke esokan hari nya. 


 Jika di dataran tinggi tengger –Bromo terdapat hamparan lautan pasir,kawah gunung Bromo,pura luhur poten Bromo,dan jajaran bukit teletabis nya,di dataran tinggi Dieng juga tak kalah menarik nya,terdapat banyak spot-spot menarik disini,antara lain
 Telaga warna dengan harga tiket @ Rp 6000,- anda bisa menikmati panorama sebuah danau berwarna hijau dan kuning, airnya yang jernih dapat menjadi cermin, keindahan alam kawasan ini sungguh luar biasa.  Danau cermin ini merupakan fenomena keindahan dataran tinggi  Dieng yang sungguh mengagumkan,tempat yang cocok untuk camping atau hanya sekedar rekreasi bersama keluarga,teman,dan pacar(bagi yang punya).sungguh indah danau yang satu ini,dengan air yang berbeda-beda warna antara sisi-sisi yang lain,dan di kelilingi bukit-bukit nan indah membuat hati takjub akan kebesaran tuhan YME,namun sayang,deru mesin diesel penyedot air para warga yang berderu keras,sedikit mengusik ketenangan danau dan sedikit mengganggu telinga,namun apa mau di kata,mereka para penduduk sekitar yang berprofesi sebagai petani,juga sangat mengandal kan air dari danau ini untuk menyirami kebun-kebun mereka,dan satu hal lagi,banyak sampah para wisatawan yang membuang sampah sembarangan,sampah plastik,tempat makanan,minuman dll berserakan di sana sini,mengurangi keindahan dan rasa nyaman, dan mungkin salah satu faktor ialah kurang nya fasilitas tempat sampah menjadikan banyak sampah-sampah berserakan dan andaikan saja para wisatawan bisa sedikit sadar akan sampah yang mereka buang sembarangan,mungkin bisa menarik para wisatawan lebih banyak lagi.


Dieng plateau theater  
Di dalam teater ini, kita menyaksikan film tentang Dieng, meliputi kondisi geografis, karakteristik dan peristiwa penting yang terjadi di Dieng. Film ini berdurasi kurang lebih 30 menit. Untuk masuk kesini pengunjung dikenakan biaya sebesar @ Rp. 6.000,- jika anda beruntung,kita bisa menikmati saat-saat sunset yang sangat indah,matahari turun perlahan di balik jajaran bukit-bukit hijau.



Candi gatot Kaca
Candi Pandawa Limo
Candi PANDAWA LIMA sebuah komplek candi-candi  Salah satu bagian peninggalan warisan leluhur bangsa ini yang juga memiliki seni keindahan arsitektur bangunan, di samping nilai-nilai spiritualitas yang tinggi yang di kelilingi bukit-bukit nan indah. Candi-candi kecil yang dinamai tokoh-tokoh cerita epik Mahabrata seperti candi Gatot Kaca, Bima, Arjuna, Nakula-Sadewa, Puntadewa, Semar, Srikandi, Sumbadra, Dwarawati dsb.Diyakini bahwa candi-candi ini dulu digunakan sebagai tempat tinggal para pendeta yang menyebarkan ajaran Hindu.banyak candi-candi kecil yang belum sempat di pugar, untuk tiket masuk menuju candi kita merogoh kocek sebesar @ Rp 5000,- .
kisah sejarah penemuan kompleks candi ini menurut ahli sejarah adalah : Bahwa sejarah penemuan kompleks candi tersebut bermula dari ketidak sengajaan seorang bekas tentara Inggris yang kebetulan tengah berwisata ke kawasan pegunungan Dieng pada tahun 1818 Masehi.Ketika beliau sedang asyik berwisata itulah tanpa sengaja beliau menyaksikan sekumpulan bangunan candi nampak terendam di dalam genangan air telaga. Temuan ini segara di laporkan kepada pihak pemerintah Hindia Belanda kala itu, dan kemudian oleh seorang archeology berkebangsaan Belanda bernama Van Kinsbergen di lakukan upaya pengeringan areal sekitar candi pada tahun 1856. Lalu di lanjutkan dengan usaha pembersihan, pencatatan dan pengambilan gambar pada tahun 1864 oleh Van Kinsbergen di bawah naungan pemerintah Hindia Belanda saat itu.jika anda berjalan terus ke atas,disini juga ada musium yang menyimpan batu-batu candi,sejarah penemuan candi,taman bunga dan sebuah panggung kecil permanent tempat biasa di gelar pagelaran seni dll, disebuah situs peninggalan nenek moyang yang harus tetap kita jaga,dan lestarikan.(#sumber:Goggling)


SI RAMBUT GIMBAL   jika di Bromo ada upacara adat KASADA,di dataran tinggi DIENG juga ada upacara ruwatan si rambut gimbal..

jika di kota kita melihat orang berambut gimbal,berarti musik & komunitas mereka aliran nya Regee dan rambut mereka hasil dari permak salon,namun di dieng berbeda,rambut reege merupakan rambut alami yang tumbuh pada rambut anak-anak tertentu di daerah ini.
Menurut cerita rakyat, datangnya rambut gimbal ini berasal dari Ratu Laut Kidul yang dititipkan kepada Tumenggung Kolo Dete. Tumenggung Kolo Dete adalah seorang panglima dari Keraton Yogyakarta yang sedang mengasingkan diri di kawasan Dieng. Nantinya keturunan dari Tumenggung Kolo Dete akan mempunyai rambut gimbal. Tapi rambut gimbal ini akan diminta kembali oleh Ratu Laut Kidul. (#sumber:Goggling)

Pada mulanya rambut anak-anak Dieng normal. Pada usia sekitar dua tahun si anak akan terserang sakit panas tinggi selama beberapa hari dan bisa sembuh tanpa obat. Sakit panas yang sangat tinggi itu adalah awal mula tumbuhnya rambut gimbal. Saat rambut gimbal kembali tumbuh, sakit panas itu kembali berulang. Konon menurut cerita rambut gimbal ini adalah sebagai anugerah tapi juga sekaligus menjadi kesialan. Untuk itu anak rambut gimbal harus diruwat (potong rambut gimbal).ruwat ini biasa nya di adakan satu tahun sekali,dan sudah menjadi agenda rutin para penduduk lokal untuk memperkenalkan salah satu budaya mereka terhadap wisatawan dan dunia luar,sebelum dilakukan ruwatan si orang tua harus menuruti apapun keinginan anaknya sebelum diruwat. Menurut kepercayaan, permintaan ini sebenarnya bukan permintaan langsung si anak melainkan permintaan dari makhluk halus. Ya bayangin aja kalo si anak minta nya barang mewah jaman sekarang”HONDA JAZZ,MOTOR DUCATI,dkk” tentu tidak terbayang kan bagaimana kebingungan si orang tua anak tersebut.

Sebenar nya masih banyak situs-situs yang ada di dataran tinggi dieng,Gua,kawah,telaga-telaga kecil dll,namun sayang waktu juga yang harus meng cut perjalanan saya.
masih banyak tempat-tempat indah di INDONESIA,gunung-gunung,pantai,goa,Hutan,Laut,dll.jadi kenapa mereka-mereka yang berduit jauh-jauh ke luar negri kalo di tanah air kita maih banyak tempat-tempat indah yang mungkin lebih indah dari tempat-tempat di luar negri.gengsi di negri sendiri??!!atau memang tidak tahu di Tanah air tercinta kita banyak menyimpan tempat-tempat eksotis yang belum tergali potensi nya,dan tinggal kita bagaimana merawat dan melestarikan peninggalan tradisi adat nenek moyang dan alam INDONESIA.

thanks buat sobat beta dari kupang..sapa lai kalo bukan Rookie yang senantiasa menemani saya..
thanks juga Buat kang Udin & Mbak desi buat info-info nya.

Salam lestari.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar